Cyber Community
Manusia
adalah bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan, karena
manusia membutuhkan masyarakat untuk mengisi kekosongan yang ada dalam
dirinya. Menurut Martin Heidegger seorang filsuf Jerman, alasan
manusia berkomunikasi dengan yang lainnya adalah pada awalnya manusia
mengalami kekosongan dan manusia berkomunikasi dengan masyarakat untuk
mengisi kekosongannya. Kemudian, terdapat sebuah aksioma dalam
komunikasi yaitu “You Cannot Not Communicate (Anda tidak dapat untuk tidak berkomunikasi)”. Maka dari itu, kita tidak dapat menghindari untuk tidak berkomunikasi karena sangat penting dalam kehidupan kita.
Dalam berkomunikasi, dibutuhkan komponen-komponen agar dapat terjalinnya hubungan, diantaranya yaitu speaker, message, medium dan audience. Speaker adalah pemberi suatu pesan ke orang lain, message adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi pesan ke penerima pesan, medium merupakan sebagai media untuk menghantarkan pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, sedangkan audience adalah
penerima pesan. Model komunikasi tersebut merupakan model komunikasi
Aristoteles dan model komunikasi yang pertama di sejarah perkembangan
model komunikasi . Elemen-elemen dalam komunikasi lainnya adalah noise (gangguan atau derai), feedback (umpan balik).
Pada
awalnya masyarakat berkomunikasi melalui tatap muka. Tetapi, seiring
perkembangan waktu, masyarakat berkomunikasi tidak secara tatap muka,
melainkan melalui jaringan nirkabel. Salah satunya adalah internet.
Perkembangan internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika
Serikat mengembangkan Internet pada tahun 1969 antara kemiliteran dengan
sektor privat.
Lalu, pada jaman ini, internet dapat digunakan dalam bidang apapun,
tidak hanya untuk militer, tetapi dapat digunakan sebagai media hiburan.
Kemudian, terdapat wadah untuk melakukan chatting yang pertama di dunia maya bernama Internet Relay Chat (IRC). Tahun
1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus
memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun sesudahnya pengguna
kembali melonjak 10 kali lipat sekitar 100.000 pengguna terhubung.
Pada
tahun 1990 bisa di anggap tahun yang paling bersejarah dalam dunia
internet, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser
yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya,
yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl
Wide Web. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti
semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi
bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan
materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan
pengguna internet meroket menjadi juta.
Akhirnya, terciptalah masyarakat komunitas invisible tetapi nyata dari
para pengguna internet. Menurut saya mengapa saya katakan invisible
tetapi nyata karena eksistensi dari para pengguna terlihat ada tetapi
tidak terlihat secara fisik. Hal tersebut dapat dikatakan sebagaicyber community. Cyber adalah connected with electronic communication networks, esp the Internet (berhubungan dengan jaringan komunikasi elektronik, lebih tepatnya adalah Internet). Community adalah all the living in one place (semua yang bertempat tinggal dalam satu tempat). Jadi, cyber community adalah
masyarakat yang tinggal dalam satu tempat yang sama yaitu di Internet.
Maksud dari tinggal tersebut adalah berkomunikasi dan berinteraksi
melalui jaringan internet.
Sebenarnya, apakah menjadi cyber community mendapatkan keuntungan dan kerugian? Tentu saja iya. Tak ayal, komunikasi pun juga semakin kompleks dalam cyber community. Tidak
hanya seperti model komunikasi Aristoteles yang begitu lawas, pemberi
pesan tidak hanya satu atau dua orang, tetapi terdapat pemberi pesan/speaker/source yang
semakin beragam. Hal tersebut dimulai ketika pada era akhir 1980-an
dimana tumbuhnya media-media baru bermunculan. Ditambah dengan adanya
sosial media yang semakin meraja lela serta jumlah cyber community khusunya di
Indonesia terdapat 63 juta pada tahun 2012, 24,23% dari populasi di
Indonesia yang sejumlah pada tahun 2011, 2009 dan 2010 para pengguna
internet sebanyak 55 juta, 42 juta dan 30 juta. Pengguna internet
didominasi oleh usia muda dengan rentang usia 12-34 tahun dengan pori
64,2%. Sedangkan kelompok pengguna internet berusia 20-24 tahun mencapai
15,1% dari total populasi. Cyber community akan semakin meluas jika dilihat dari tahun ke tahun. Pada
2013, menurut perkiraan APJII, pengguna Internet di Indonesia akan
mencapai 82 juta atau 30 persen dari jumlah pengguna pada 2012, pada
2014 mencapai 107 juta, dan pada 2015 mencapai 139 juta.
Cyber community dapat berkaitan global village. Global village dicetus oleh Marshall McLuhan. Ibarat sebuah desa, global village adalah kampung yang sangat besar, disatukan melalui komunikasi dan di dalamnya terdapat masyarakatnya, cyber community. Pada essay ini, saya akan lebih menjelaskan dalam keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh cyber community konteks
sosial media. Terdapat beberapa situs sosial media di internet, tetapi
pada essay ini saya akan menyebutkan 10 situs sosial media, yaitu Facebook, MySpace, Twitter, LinkedIn Ning, Tagged, Classmates, Hi5, MyYearbook, Meetup. Berdasarkan referensi yang saya dapatkan, pengunjung situs sosial media tertinggi perbulannya pada tahun 2010 diraih olehFacebook yaitu 250.000.000, diikuti oleh MySpace berjumlah 122.000.000, lalu Twittermenduduki peringkat ketiga dengan berjumlah 80.500.000, keempat adalah LinkedIn50.000.000, Ning 42.000.000, Tagged 30.000.000, Classmates 29.000.000, Hi527.000.000, MyYearebook 12.000.000, Meetup 8.000.000. Di Indonesia lebih cenderung memakai Facebook dan Twitter.
Sosial media mempunyai beberapa fungsi sosial media yaitu identity, conversations, sharing, presence, relationships, reputation dan groups. Fungsi-fungsi ini diibaratkan sebagai sarang lebah karena saling melengkapi satu sama lain. Cyber community menggunakan sosial media untuk memberikan identitas kepada masyarakat internet. Hal tersebut dapat dijadikanpersonal branding bagi para cyber community. Lalu, sosial media dapat menjadikan saranapercakapan bagi para cyber community. Selanjutnya, sosial media bagi cyber communitydigunakan untuk berbagi informasi. Yang keempat adalah sarana sebagai presence.
Bagi para pengguna media sosial akan dengan mudah mengetahui keberadaan
pengguna lainnya ada di dunia nyata atau di dunia maya melalui akun
media sosialnya. Kelima adalah sosial media dapat menjalin hubungan antara para penggunanya. Keenam adalah reputasi. Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat mempercayai orang lain melalui konten sosial media orang tersebut. Fungsi terakhir sosial media adalah groups. Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat membuat suatu kelompok yang memiliki kepentingan dan ketertarikan yang sama.
Para masyarakat dapat berkomunikasi bahkan melakukan kegiatan ekonomi walaupun jarak yang jauh seperti hubungan komunikasi antara saya di Bandung dan keluarga saya di Jakarta. Dapat dihitung dengan jari berapa kali saya
bertatap muka langsung dengan keluarga saya dalam satu bulan. Dengan adanyaFacebook dan kolaborasi dengan skype, aplikasi chatting yang dapat bertatap muka, saya dapat melakukannya dengan keluarga saya setiap saat .
Kemudian, dalam kegiatan ekonomi, contoh yang sangat dekat dengan kehidupan saya adalah saya dapat membeli baju melalui online shop yang dipercaya. Saya merupakancostumer online shop dari sebuah merk yaitu goldenbowlersshop.
Manfaat lain yang bisa didapatkan oleh cyber community adalah
mempublikasikan suatu acara yang akan diselenggarakan. Contohnya adalah
BEM FISIP UI, sebuah organisasi yang terdapat di FISIP. Terdapat
beberapa acara yang diselenggarakan oleh BEM FISIP, salah satunya adalah
LIMAS FISIP UI (Lomba Ilmiah Mahasiswa) yang dilaksanakan oleh
Departemen Keilmuan. Cara yang dilakukan oleh panitia LIMAS UI untuk
mempublikasikan acara ini yaitu dengan mengadakan kuis berhadiah pulsa
melalui sosial media Twitter. Menurut saya cukup efektif, karena dengan mengadakan kuis online berhadiah cukup menarik bagi cyber community, khususunya cyber community di
FISIP ditambah dengan pertanyaan kuis yang berkaitan dengan lingkungan
yang ada di FISIP. Pemenang dari kuis ini adalah penggunaTwitter yang menjawab pertanyaan tercepat dan tertepat.
Lalu, pengaruh cyber community dalam menegakkan rasa kemanusian dinilai efektif menurut saya, contohnya adalah bagi kehidupan seorang Ibu Prita. Pada
tahun 2009 teringat sebuah kasus Pritas dengan RS. Onmi Internasional.
Ibu Prita terkena tuduhan atas pencemaran nama baik RS. Onmi
Internasional. Padahal, Ibu Prita hanya mengeluhkan pelayanan medis
dalam milis e-mail dengan para kerabatnya. Ibu Prita terjerat
atas UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kenyatannya, yang
dilakukan Prita justru menyampaikan pesan kepada teman-temannya untuk
berhati-hati dengan pelayanan rumah sakit ONMI agar kejadian yang
dialaminya tidak terulang pada pasien lain. Bahkan, Ibu tiga anak ini
sempat ditahan selama proses penyidikan.
Para pengguna sosial media seperti Twitter dan Facebook membuat
gerakan “Koin Peduli Prita”. Koin peduli Prita ini diperuntukkan Ibu
Prita agar terbebas dari tahanan. Seorang pendiri gerakan ini, Samsul
mengatakan latar belakang tercetusnya gerakan ini adalah bentuk simpati
terhadap Prita Mulyasari yang divonis harus membayar denda sebesar Rp
204.000.000.Sungguh besar peranan sosial media untuk meggugah cyber community dalam menyelamatkan rasa kemanusiaan di bangsa ini. Berdasarkan laman grup Facebook Koin
Peduli Prita yang saya lihat pada awal Juni ini, sebanyak 11.618
pengguna yang menyukai dan mendukung gerakan ini. Menurut prediksi saya,
angka tersebut menurun karena kasus tersebut sudah tidak terdengar
lagi.
Selanjutnya,
peran sosial media bagi politk pada detik ini sangat penting. Sosial
media dapat dijadikan wadah kampanye yang murah tapi efektif. Menurut
sumber yang saya dapatkan, Ketua DPP PAN Bima Arya mengatakan sosial
media (sosmed) bisa menjadi salah satu alternatif penting dalam
memperkuat fungsi partai politik seperti sosialisasi kebijakan dan
menyerap aspirasi. Menurut dia, sosial media telah mengubah komunikasi
politik menjadi lebih egaliter dan lebih demokratis. Selain itu juga
memberikan komunikasi dua arah tanpa penghalang. Untuk
itu, komunikasi ini menjadi peluang bagi partai politik untuk menyerap
aspirasi dan mengetahui penilaian masyarakat terhadap isu-isu yang
berkembang.
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan bahwa media sosial merupakan wadah untuk mengomunikasikan antara parpol dengan cyber community di
Indonesia. Salah satu contohnya adalah ketika pemilihan walikota di
tempat tinggal saya, Bekasi, sepasang kandidat berkampanye melalui media
sosial yaitu Twitter dengan nama akun @BeritaBekasi. Di dalam
media sosial tersebut, tidak hanya soal berkampanye, tetapi akun
tersebut memberikan informasi tentang informasi yang terdapat di Bekasi.
Tetapi, tidak hanya keuntungan yang didapatkan oleh cyber community,
kerugian pun pula didapatkan. Kerugian yang didapatkan seperti
penipuan, penculikan, ketergantungan kepada internet, membuat masyarakat
malas membaca buku dan menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh.
Kerugian pertama yang didapatkan oleh cyber community adalah penipuan. Sudah tak asing lagi banyaknya penipuan online di internet, salah satunya adalahonline shop.
Penipuan hal ini tak hanya merugikan dari pihak pembeli, pihak penjual
juga pernah terkena kasus penipuan. Contohnya adalah teman saya yang
memiliki online shop pernak-pernik wanita dan tas wanita bernama
Like Keni Shop. Dia berkata kepada saya bahwa terdapat seorang pembeli
yang hanya membayar 50% dari harga yang dijual, padahal, pembeli
tersebut sudah berjanji akan melunasi pembayaran ketika produk sudah
didapatkan olehnya. Tetapi, ketika teman saya sudah mengirimkan
produknya, pembelinya tidak dapat dihubungi lagi dan tidak membayar sisa
pembayaran.
Kemudian,
contoh penipuan online yang pernah terjadi pada pembeli yaitu seorang
senior di FISIP, Maya Susanti HI 2009. Dia pernah membeli suatu produk
di online shop yang disarankan oleh temannya. Tetapi, setelah
satu bulan pemesanan produk dan melakukan transfer, pendiri gerakan
ISAFIS (Indoensian Student Association for International Studies) ini
tidak mendaptkan produk yang diinginkannya. Akhirnya dia melaporkan
peristiwa ini kepada pihak yang berwajib yaitu polisi. Sayangnya, kasus
seperti ini susah dilacak siapa tersangkanya.
Contoh
kasus yang lainnya adalah seorang kerabat saya bernama Annisa Nur
Pratiwi. Dia pernah membeli suatu produk masker wajah di online shop seharga Rp 75.000. Annisa sudah mentransfer ke online shop tersebut
dan toko tersebut berkata bahwa 3 hari akan dikirim. Tetapi, setelah
seminggu proses transaksi jual beli, produk pun tak kunjung diterima
oleh Annisa. Kemudian, dia bertanya kepada admin online shop tersebut berapa nomor resi pengiriman produknya. Admin online shop tersebut
tidak memberikan nomor resi dan berjanji kepada Annisa bahwa produknya
akan sampai di tangan Annisa. Keesokan harinya, kontak BBM Annisa
dihapus oleh online shop tersebut dia mengalami kerugian. Nomor
handpone yang diberikan oleh admin toko tersebut ternyata tidak dapat
dihubungi lagi oleh Annisa.
Penipuan
informasi juga bisa didapatkan melalui sosial media. Hal seperti itu
disebut hoax. Berdasarkan film dokumenter yang saya tonton berjudul
linimassa2 yang diproduksi oleh ICT Watch dan WatchDoc, pemberitaan
sosial media mengenai kasus kericuhan Ambon bulan 11 September 2012,
seakan-akan situasi Ambon sangat membara dan terdapat informasi yang
tidak benar tersebar luas di sosial media. Terdapat isu bahwa di Ambon
dan Masjid terbakar atau terjadi korban pembunuhan, sedangkan, pada
faktanya ketika Almas (narasumber pada film tersebut) di Ambon hal
tersebut tidak terjadi .
Lalu, kerugian yang pernah terjadi di kalangan cyber community adalah penculikan melalui sosial media. Pada bulan Januari-Februari 2010, terdapat 7 kasus penculikan viaFacebook menurut sekjen
komnas PA, Arist Merdeka Sirait pada seminar internet sehat bertajuk
'Antisipasi Penyalahgunaan Situs Jejaring sosial' di FX plaza Jakarta,
Selasa (23/2/1010).
Terdapat sebuah kasus penculikan yang terjadi di Facebook. Kisah
ini berawal ketika seorang siswi SMA di Penjaringan, Jakarta Utara,
berkenalan dengan seorang fotografer Brian Harry alias Michael sebulan
yang lalu lewat Facebook. Keduanya lalu bertukar pin BB. Setelah
pertukaran ini komunikasi keduanya makin intens. Harry berjanji
mengorbitkan korban menjadi model terkenal.
Tak
disangka, Harry memiliki niat jahat. Dia membawa kabur korban pada 28
September 2012. Saat itu Harry datang ke sekolah siswi SMA itu dengan
menggunakan mobil BMW. Harry kemudian meminta izin pada guru sekolah itu
dan mengatakan siswi ini harus pulang karena ada keluarganya yang
meninggal. Ternyata dia tidak dibawa pulang tapi malah dibawa kabur
selama 11 hari. Mereka menginap dari hotel ke hotel dan ke kost pelaku.
Saat dilarikan ini korban juga sempat difoto bugil oleh Harry. Korban
juga sempat ditawarkan (dijual) ke pihak-pihak lain.
Setelah
dilakukan penyelidikan oleh polisi akhirnya pada 8 Oktober Harry
ditangkap di Jalan Tanjung Duren X, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Polisi
juga menemukan korban dan menyita mobil BMW B 1673 Q milik tersangka.
Ketika kameranya dibuka polisi, tak dinyana ada foto perempuan-perempuan
bugil lainnya selain korban.
Menurut
saya, penculikan rawan terjadi kepada remaja putri karena umumnya
mereka memberikan informasi mengenai pribadi mereka. Selain itu, emosi
mereka masih dikatakan labil yang mudah terbujuk rayuan oleh siapapun.
Seharusnya orang tua memantau apa yang dilakukan oleh anank mereka,
tetapi tidak juga membatasi penggunaan internet.
Kerugian yang didapat cyber community selanjutnya
adalah kecanduan akan pemakaian internet. Pada jaman sekarang,
mayoritas masyarakat diibaratkan lebih memilih ketinggalan dompet
daripada ketinggalan gadget mereka. Hal itu disebut Internet
Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi
segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring
sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan
lain-lain. Mereka seolah-olah tidak mempedulikan dunia nyata mereka, dan hanya berfokus kepada dunia maya.
Dampak
dari kecanduan internet juga tidak main-main. Mulai dari dipecat dari
pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil akibat menyetir sambil
menulis SMS atauchatting. Beberapa orang juga dilaporkan meninggal gara-gara main video game selama beberapa hari nonstop. Akibat posisi duduk yang tak berubah-ubah, mereka mengalami penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, browsing internet selama
berjam-jam menyebabkan munculnya 'mood negatif' pada pelakunya dan sama
halnya dengan pecandu obat-obatan, suasana hati 'pecandu' internet baru
akan membaik jika mereka kembali bermain internet.
Sosial media dapat memecahkan konsentrasi kerja ketika cyber community melakukan
pekerjaanya sembari membuka sosial media. Para ilmuwan dari Michigan
State University melakukan penelitian terhadap 300 orang untuk
menyelesaikan suatu prosedur yang berbasis urutan pada komputer.
Kemudian peneliti mengamati seberapa besar pengaruh gangguan ringan
selama tes terhadap tingkat kesalahan pengerjaan. Hasilnya menunjukkan
bahwa gangguan singkat, meski hanya berlangsung sekitar 3 detik saja
dapat meningkatkan kesalahan hingga 2 kali lipat.
Tak
bisa dipungkiri bahwa hal tersebut terjadi di lingkungan sekitar. Saya
akan menceritakan pengalaman saya tentang hal ini. Saya akui pengaruh
sosial media sangatlah besar bahkan saya dapat dikatakan sebagai social media addicted. Saya sering mengerjakan tugas sembari membuka sosial media. Tetapi,
tugas yang saya kerjakan tak kunjung cepat selesai karena sosial media
yang sangat “menggoda” saya. Akhirnya saya mencoba untuk tidak membuka
sosial media selama seminggu dan tidak membuka sosial media ketika
mengerjakan tugas. Awalnya sangat susah bagi saya untuk menahan tidak
membuka sosial media. Saya merasa gelisah dan adanya rasa cemas. Seiring
berjalannya waktu, saya menjadi terbiasa dengan tidak membuka sosial
media ketika mengerjakan tugas.
Sebenarnya.
masyarakat membuat teknologi khususnya internet untuk memudahkan
kegiatan sehari-harinya. Masyarakat memilih teknologi apa yang digunakan
agar efisien dan efektif. Hal tersebut dikatakan sebagai social construction technology. Maksud dari social construction adalah
masyarakat yang mengkonstruksikan sendiri apa yang dipakai dalam
budayanya. Tetapi, teknologi justru sebaliknya “memperalat” masyarakat
agar tunduk padanya. Hal itu disebut determinism technology. Masyarakat sangat tergantung dengan teknologi yang digunakannya.
Kerugian dari sosial media, internet dan kawan-kawannya adalah budaya membaca buku semakin menurun di kalangan cyber society.
Contoh yang mudah adalah ketika saya mencari sumber referensi untuk
mengerjakan tugas, saya cenderung mencarinya di Internet dibandingkan di
buku. Hal serupa tidak hanya terjadi kepada saya, tetapi beberapa teman
saya mengalami hal yang lama. Kemudahan dalam mengakses internet
membuat saya memilih internet sebagai sumber referensi saya. Bahkan,
dalam mencari berita, saya lebih menggunakan sosial media seperti Twitter untuk mendapatkan informasi yang actual dengan cara mengikuti akunTwitter kompas.com, detik.com, antaranews.com dan lain-lain, dibandingkan dengan saya membeli koran.
Kerugian lain yang didapatkan oleh cyber community adalah
menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini dapat dijadikan
keutungan pula, tetapi dapat menjadi kerugian. Ketika kita sedang
berkomunikasi secara langsung kepada seseorang ataupun suatu kelompok,
kita malah lebih fokus kepada komunikasi virtual dibandingkan dengan
komunikasi yang nyata. Intensitas untuk berkomunikasi tatap muka bahkan
cenderung sedikit dibandingkan dengan komunikasi melalui internet atau
sosial media. Sedangkan, komunikasi tatap muka mempunyai esensi yang
lebih jauh dibandingkan komunikasi virtual. Komunikasi dengan bertatap
muka memberikan komponen yang penting lainnya seperti komunikasi non verbal. Contoh dari komuikasi non-verbal adalah paralanguange,
penampilan (wajah, bentuk fisik, tatap mata, pakaian, pupil mata,
aksesoris, rambut, artifak), gestura, sentuhan, odor dan icon.
Bahkan, sosial media bagi cyber community juga
berdampak tidak baik bagi hubungan pertemanan. Peristiwa ini dialami
oleh teman saya. Hubungan dia (I) dan teman saya yang lain (J) pada
dunia nyata sebenarnya cukup dikatakan tidak bermasalah. Tetapi, di Twitter, teman saya tidak mengikuti (unfollow) lagi
akun teman saya dikarenakan konten sosial media teman saya hanya
berisikan curahan hati semata yang tidak memberikan esensi apapun atau
disebut curhatan ABG. Prinsip si I yaitu follow your interest, not follow your friend. Lantas, teman saya yang tidak diikuti lagi marah kepada teman saya karena hal tersebut dengan menyindirnya di Twitter.
Dari beberapa keuntungan dan kerugian yang telah disebut, terdapatkan solusi untuk meminimalisasi kerugian. Pertama, cyber community harus memiliki kemampuan media literacy. Media literacy is the ability to interpret mindfully the positive and negative meaning and effect one encounters is media (media
literasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan penuh dengan
perhatian efek positif dan negatif dalam menghadapi suatu media). Cyber community harus berfikir secara kritis, apakah informasi yang para cyber community terima merupakan fakta atau hanya sebagai kabar burung. Cyber community harus memeriksa terlebih dahulu berdasarkan sumber-sumber yang lain. Jika hal tersebut memiliki nilai kebenarannya, cyber community dapat membagi informasi yang didapatkan kepada orang lain. Dalam sosial media, cara yang dilakukan Twitter dengan me-retweet.
Kemudian, para cyber community diharapkan
tidak memberikan atau menampilkan informasi pribadi di dunia maya
karena hal tersebut merupakan peluang bagi penjahat untuk beraksi.
Sebaiknya para cyber community tidak mencantumkan nomor telepon,
alamat rumah karena hal tersebut dapat membahayakan. Tak luput kepada
orang tua memantau apa yang dilakukan oleh buah hatinya, jangan sampai
peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Solusi
yang saya berikan selanjutnya adalah menjalani kegiatan atau aktivitas
yang bermanfaat agar tidak terlalu banyak waktu luang yang terbuang dan
hanya diisi untuk onlinesemata tanpa menghasilkan manfaat. Selain
mendapatkan ilmu dari kegiatan atau aktivitas tersebut, kita dapat
memperluas jaringan pertemanan kita dengan yang lain. Maka dari itu,
jadilah cyber community yang pandai dengan menggunakan internet dan sosial media secara cerdas.
Referensi